Kamis, 08 Desember 2016

Review Drama Korea Guardian: The Lonely and Great God (Goblin)

annyeonghaseyo~ setelah kemarin disibukkan dengan tugas, ulangan, dan UAS alhamdulilah bisa juga sekarang nonton drama. Kemarin-kemarin sengaja menimbun stok berbagai judul drama untuk marathon saat liburan, hahaha. Tapi di tumpukan stok drama di laptop, mata saya terpikat dengan salah satu drama yang masih on going, hasil ngopy dari teman, dan hasil cerita teman-teman yang katanya bagus dan yang main ganteng. 



Yepp! Sesuai judul di atas, namanya “Guardian: The Lonely and Great God”. Berkisah tentang seorang Goblin atau Dokkaebi yang hidup abadi. Disini Goblin adalah seorang pria yang sudah hidup selama beratus-ratus tahun. Awalnya ia adalah seorang prajurit perang, ia berhasil membunuh musuh-musuhnya dengan pedang. Namun saat ia kembali ke kerajaan, Ia malah dikhianati. Dadanya di tusuk dengan pedang bekas perangnya. Dalam pedang tersebut telah mengalir darah banyak orang. Darah musuhnya yang juga keturunan dewa. Ia tidak dapat mati. Ia akan terus hidup sampai menemukan Pengantinnya. Di masa depan, ia tetaplah muda. Awalnya ini ia anggap sebagai hadiah, namun lama-lama ini adalah musibah. Ia telah menyaksikan kematian orang-orang di sekitarnya. Orang-orang yang disayanginya.

Di sisi lain, terdapat seorang gadis malang bernama Ji Eun Tak. Ia tinggal bersama bibinya dan disia-sia. Ibunya meninggal secara mengejutkan saat ulang tahunnya ke 9. Seharusnya Ia dan Ibunya sudah meninggal 9 tahun lalu, namun diselamatkan Goblin. Sebagai balasan, Eun Tak adalah pengantin Goblin. Goblin terlibat dalam urusan hidup-mati manusia. Untuk itu ia juga berhubungan tidak baik dengan malaikat maut.  Malaikat maut mencari Eun Tak selama 19 tahun karena ia adalah salah satu arwah yang hilang. Konflik akan berpusat pada 3 peran utama ini. Goblin, Eun Tak, dan Malaikat maut.   


Judul Drama               : Guardian: The Lonely and Great God
Genre                          : Fantassy, Romance
Jumlah episode           : 16 (to be confirmed)
Stasiun tv                    : TvN
Periode tayang            : 2 Desember 2016 – 21 Januari 2017
Jadwal tayang             : Jum’at dan Sabtu pkl. 20:00 KST
Pemain                        :
Gong Yoo – Goblin/Dokkaebi/Kim Shin
Kim Go Eun – Ji Eun Tak
Lee Dong Wook – Malaikat maut/ Jeoseong-saja/Wang Yeo
Yoo In Na – kim Sun/ Sunny

Dasar drama korea ya, Goblin yang biasanya di film barat digambarkan makhluk seram, seperti di the lord of the ring, di korea digambarkan seorang ahjussi tampan dan berkarisma. Ahjussi train to Busan saya lebih mengenalnya. Sedangkan malaikat maut yang juga menyeramkan, digambarkan Oppa imut yang mencoba badass sesuai perannya. Ah, terlihat karismatik. Untuk peran utama wanita, Saya mengenalnya sebagai Hong Seol di Cheese In Trap. Kalau di Cheese In Trap dia sering memasang raut wajah sedih, disini ia sangat kekanak-kanakan. Ceria, melompat-lompat, tak jarang juga menangis. Tapi, tak jauh berbeda di Cheese In Trap, disini juga perannya masih melas. Masih menjadi yang tertindas. Menurut saya dia cocok sih memerankannya dilihat dari wajahnya agak polos-polos gambleh.
Malaikat maut yang cool
Sejauh dua episode yang sudah tayang ini, saya merasa dipermainkan oleh PD-nim. Alur cerita yang maju mundur membuat kita berpikir selama satu jam dua puluh menit menonton. Ceritanya seperti potongan-potongan puzzle yang tersusun acak dan akan terangkai sejalan dengan episode-episodenya sampai tamat.  Setiap kejadian dalam cerita saling terkait walaupun urutan waktunya lompat-lompat. Episode pertama dikemas secara menegangkan dan merupakan prolog yang memuat garis besar cerita. Di awal episode pertama, kita akan dibawa ke masa lalu, ke awal asal-usul Goblin. Kemudian kembali ke masa depan, di tahun 1998. Kembali lagi ke masa lalu, entah abad berapa, dan kembali ke masa depan sampai Goblin bertemu pengantinnya. Jujur saya, jika kita tidak benar-benar fokus menonton maka jalan cerita yang kita tangkap tidak akan tersusun rapi. Mungkin kita akan bertanya-tanya “Ini dari mana kok bisa gini? Kok bisa gini? Gimana asalnya kok bisa gini? Maksudnya ini gimana sih?”

Sedangkan episode kedua dikemas lebih ringan. Manis-manis rasa drama korea kita temukan di episode dua. Romance-romance sudah muncul dan aigoo ahjussi goblin ini sangat lucu dan menggemaskan walau sudah 30 tahun :3 Coba bayangkan seorang Goblin dan Malaikat maut bertengkar seperti kakak adik. Goblin. Malaikat maut. Om-Om. Sakti. Tapi kekanak-kanakan. Wibawanya dimana, hahahaha.  Nah, di episode dua kita juga menemukan sambungan potongan cerita dari episode 1. Kembali lagi disusun secara acak.

Overall, saya menikmati dua episode yang sudah berjalan ini. Denger-denger rating drama yang digarap penulis skrip Descendants Of The Sun ini ngalahin dramanya Lee Min Ho “The Legend Of The Blue Sea” ya? Semoga konsisten ya sampai akhir. Can’t wait for third episode!

© Iseng Iseng Aja 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis